KEDIRI - Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri Imam Wihdan Zarkasyi dari Partai Golkar Dapil 3 Kecamatan Mojoroto Nomor Urut 12 menggelar Ngobrol Asyik dan Santai (Ngobras) tentang Problem Lingkungan terutama Kurangi Sampah Masuk di TPA Klotok.
Acara yang dikemas santai berlangsung di Balok Kayu Cafe Jalan Raung Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jumat (26/1/2024) pukul 16.00 WIB. Ngobras kali ini melibatkan puluhan jurnalis Kediri.
Imam Wihdan Zarkasyi diawal paparannya terkait persoalan sampah di Kota Kediri ini merupakan tanggung jawab kita bersama.
Baca juga:
Alex Wibisono: Gerindra dalam Turbulensi
|
Keberadaan TPS3R yang ada di 8 titik di wilayah Kota Kediri selama ini masih kurang efektif dan tidak maksimal dalam pengelolaan sampah dari warga.
"Dari 100 persen sampah yang masuk ke TPS3R baru 36 persen yang bisa dikelola atau dikerjakan, sisanya 64 persen sampahnya masih masuk ke TPS Klotok, " katanya.
Baca juga:
Ribuan Warga Riau Tunggu Kedatangan Anies
|
Lain halnya, kalau melihat TPS3R di Kelurahan Banjarmlati sudah tidak ada lagi bak sampah warna kuning yang dibawa truck. Dikarenakan, pengelolaan sampah sudah berjalan sehingga tidak ada sampah yang harus dibawa ke TPA Klotok.
Saya dengan bermodalkan pendidikan dan pengalaman bisa memberikan kemanfaatan buat masyarakat Kota Kediri dalam pengelolaan sampah.
Baca juga:
5 Alasan Mengapa Anies Harus Jadi Presiden
|
Dikatakan Imam Bapak dari tiga anak ini, dengan majunya sebagai Caleg DPRD Kota Kediri dari Partai Golkar Dapil 3 Kecamatan Mojoroto nomor urut 12, sudah siap dalam kontestasi Pileg pada tanggal 14 Februari 2024 nanti.
"Keberadaan TPS3R di Kelurahan Banjarmlati ini sebagai pilot project yang dikembangkan dan diolah untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis, " ujarnya.
Baca juga:
Menunggu Adu Gagasan Para Capres
|
Memasuki sesi wawancara Imam Wihdan Zarkasyi kepada wartawan menyampaikan, bahwa problem lingkungan ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat, jadi harus dikerjakan terus menerus dan bersama-sama dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Saya melihat di Kota Kediri keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat masih kurang. Sebenarnya problem lingkungan itu bisa selesai, karena masyarakat itu bisa merasakan sendiri masalahnya.
"Seharusnya masyarakat kita dorong supaya bersama-sama mengerjakan artinya pemerintah atau pihak lain harusnya memberikan fasilitas dan mengarahkan supaya partisipasi masyarakat terarah dan benar-benar tepat sasaran, " ucapnya.
Lanjut Imam yang identik pakai topi bundarnya mengatakan, bahwa potensi penumpukan sampah itu bisa kurangi di Kota Kediri setidaknya punya 8 TPS3R yang harusnya bisa aktifkan dan maksimalkan kerjanya.
Idealnya di Kota Kediri dengan adanya 8 TPS3R, sehingga mengurangi sampah yang masuk TPA Klotok. Kalau di Kecamatan Mojoroto ada 14 Kelurahan harusnya minimal tiap Kelurahan ada TPS3R.
Seperti, TPS3R yang ada di Kelurahan Banjarmlati bisa mengerjakan hampir 2 ton. Masyarakat harus kita dorong dan perlu regulasi serta payung hukum dalam pengelolaan sampah di TPS3R.
Keberadaan TPS3R di Banjarmlati yang merupakan pilot project setidaknya tinggal mereplikasi saja. Artinya keberhasilan dan kesuksesan yang sudah dijalankan TPS di Banjarmlati. Tidak terlalu susah karena sudah ada contoh dan sudah ada polanya yang dikerjakan di TPS tersebut.
"Saya yang sudah berkecimpung di swasta kita kembangkan dan didorong tentang IPSD (Instalasi Pengolah Sampah Domestik) untuk pakan ternak dan membuat komposting serta sampah plastik yang tidak terolah, kita jadikan bahan bakar sisa plastik untuk pabrik-pabrik yang membutuhkan pemanas, " tutup Imam.