KEDIRI - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kediri sampai bulan Maret 2024 ada 35 kasus. Kalau menurut data dari Kemenkes RI bulan Januari tahun 2023 sebanyak 12.000, kalau dibanding Januari 2024 sebanyak 14.000 mengalami peningkatan dikarenakan, cuaca yang tidak menentu.
Kondisi sekarang di semua rumah sakit penuh dan hampir semua rumah sakit pasien meningkat namun, tidak hanya kasus DBD tapi juga beberapa penyakit lain.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr.Muhammad Fajri Mubasysyir menyampaikan, untuk kasus DBD sendiri yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
"Warga yang mengalami penyakit demam berdarah ini menyebabkan tidak bisa di jalan tiba-tiba lumpuh, sehingga warga ketakutan tapi sebenarnya tanpa diobati bisa sembuh dengan sendirinya, " ucap Kadinkes kepada media ini, Rabu (20/3/2024)
Pihaknya terus berupaya melakukan koordinasi ketika ada warga yang terkena DB cukup banyak. Upaya yang dilakukan fogging di sekitar lingkungan yang terdampak.
Sedangkan, untuk permintaan warga untuk bisa dilakukan fogging. Menurut dr.Fajri bahwa secara aturan apabila ada kasus positif DB di lingkungan setempat.
"Kita datangi lokasi yang terkena positif dan dilakukan penelitian dulu, baru kita lakukan fogging di lokasi tersebut, " jelasnya.
Menurutnya dari data dari Kemenkes tahun lalu sebanyak 12.000 sekarang ini per Januari 2024 sudah mencapai 14.000 ada peningkatan. Dikarenakan, perubahan cuaca yang tidak menentu.
Posisi ketersediaan tempat di RS Gambiran juga meningkat 91 persen dan beberapa rumah sakit penuh, kebanyakan yang rawat inap pasien anak-anak.
Salah satu upaya yang dilakukan Dinkes dengan menurunkan teman-teman dari puskesmas untuk sosialisasi dan menghimbau kepada masyarakat agar di tingkatkan 3M Plus.
"Kasus yang paling banyak batuk pilek, panas tinggi dan pasien DB. Kalaupun nanti kondisi terus meningkat kita akan koordinasi dengan pihak rumah sakit milik pemerintah untuk menyiapkan tempat cadangan, " ujarnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat jangan lupa 3M plus. Terutama yang sering kelewatan tempat minuman burung dibersihkan, diberikan ikan bak mandi, mengubur kaleng-kaleng bekas dan melakukan kerja bakti di lingkungan sekitar.